Sunyi Teristimewa
15.34
Dirimu begitu
teristimewa
Di dalam ketenangan dan
kemanisan
Merayukan sorak sorai
tersendiri dalam tingkatan mu
Melambaikan suara yang
mungkin sulit aku baca,
dalam hati berbuah
simpati dalam hati bertaburan melati
Sunyi teristimewa...
Pikiranku sontak,
tertahan, terisak - isak dalam kenangan indah yang pernah kita lukiskan.
Aku masih menggoreskan
tinta, hingga tinta - tinta pena lalu mengering
Sayangmu begitu lembut,
kasihmu masih tersimpan rapi, sorotan matamu masih jelas aku baca dengan teliti
Sunyi teristimewa..
Instingku berontak
dengan sendiri berdiskusi dalam sunyi berpuisi dalam sepi
menyambut sanubari dalam
hati terberkati berharap pada Ilahi
hingga aku lupa
bagaimana cara kita berpisah nanti
hingga aku berpaling
pada sebuah kata “benci”
Dalam sunyi
teristimewa...
By Dwi Risqiana
Kalibaru, 19
April 2014
21:36 WIB